Bentang Alam Struktural

Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan. Struktur geologi yang paling berpengaruh terhadap pembentukan morfologi adalah struktur geologi sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah batuan itu ada. Struktur sekunder biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yang bekerja adalah proses tektonik.

Proses ini mengakibatkan adanya pengangkatan, pengkekaran, patahan dan lipatan yang tercermin dalam bentuk topografi dan relief yang khas. Bentuk relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang berlangsung kemudian. Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintergrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran, rayapan, aliran, rebahan atau jatuhan).

Beberapa kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang alam struktural adalah:
  1. Pola pengaliran. Variasi pola pengaliran biasanya dipengaruhi oleh variasi  struktur geologi dan litologi pada daerah tersebut
  2. Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit, lembah, lereng dan lain-lain 
  3. Bentuk-bentuk bukit, lembah dll
  4. Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur kekar, sesar atau lipatan  
Bentang alam struktural dapat dikelompokkan berdasarkan struktur yang mengontrolnya. Srijono (1984, dikutip Widagdo, 1984), menggambarkan klasifikasi bentang alam struktural berdasarkan struktur geologi pengontrolnya menjadi 3 kelompok utama, yaitu dataran, pegunungan lipatan dan pegunungan patahan. Pada dasarnya struktur geologi yang ada tersebut dapat ditafsirkan keberadaannya melalui pola ataupun sifat dari garis kontur pada peta topografi.

Komentar

Postingan Populer