Bentang Alam Vulkanik

Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi yang biasanya dijumpai di depan zona penunjaman (subduction zone). 

Berdasarkan proses terjadinya ada tiga macam vulkanisme, yaitu: 

  1. Vulkanisme Letusan, dikontrol oleh magma yang bersifat asam yang kaya akan gas, bersifat kental dan ledakan kuat. Vulkanisme ini biasanya menghasilkan  material piroklastik dan membentuk gunung api yang tinggi dan terjal.
  2. Vulkanisme Lelehan, dikontrol oleh magma yang bersifat basa, sedikit mengandung gas, magma encer dan  ledakan lemah. Vulkanisme ini biasanya menghasilkan gunung api yang rendah dan berbentuk perisai, misalnya Dieng.
  3. Vulkanisme Campuran, dipengaruhi oleh magma intermediet yang agak kental. Vulkanisme ininmenghasilkan gunung api strato, misalnya Gunung Merapi dan Merbabu.

Tipe Hawaii dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, yang dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Sifat magmanya yang sangat cair memungkinkan terjadinya lava mancur, yang disebabkan oleh arus konveksi pada danau lava. Dimana lava yang banyak mengandung banyak gas, sehingga bersifat ringan, akan terlempar ke atas, sedang yang berat (setelah gas hilang) akan tenggelam lagi. Tipe ini banyak ditemukan di gunung api perisai di Hawaii, seperti di Kilauea dan Maunaloa. Di Kilauela terdapat danau lava Halemaumau dengan pulau-pulau lava beku yang mengapung di atasnya. Lava mancur pada danau lava ini akan menghasilkan rambut Pele (Pele’s hair) dan airmata Pele (Pele’s tear) yang mempunyai bentuk-bentuk khas. Meskipun panas yang dikeluarkan cukup banyak, tetapi permukaan danu lava senantiasa cair. Tipe Hawii juga didapatkan di Islandia, dibedakan dengan yang di Hawaii adalah berdasarkan ketinggian dan besarnya sudut lereng. Di Hawaii tipe ini membentuk gunung api yang berketinggian lebih dari 1000 m dan mempunyai sudut sudut lereng besar, sedangkan di Islandia umumnya lebih rendah, bersudut lereng kecil dan membentuk datar tinggi.

Tipe Stromboli sangat khas untuk G. Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapili dan setengah padatan bongkah lava. Tekanan gas tipe Stromboli adalah rendah.

Tipe Vulkano sangat khas dengan pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Dan disamping dikeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya, tipe ini dibedakan menjadi tipe Vulkano kuat (G. Vesuvius, G. Etna) dan tipe Vulkano lemah (G. Bromo, G. Raung). Peralihan antara kedua tipe inipun dijumpai, di Indonesia misalnya ditunjukkan oleh G. Kelud dan Anak Bromo.

Tipe Merapi dicirikan dengan lavanya yang cair-kental, dapur magma yang relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Karena sifat lavanya tersebut, apabila magma naik ke atas melalui pipa kepundan, maka akan terbentuk sumbat lava atau kubah lava sementara di bagian bawahnya masih cair. Sumbat lava yang gugur akan menyebabkan terjadinya awanp panas guguran. Sedang semakin tingginya tekanan gas karena pipa kepundan tersumbat akan menyebabkan sumbat tersebut hancur ketika terjadi letusan, dan akan terbentuk awan panas letusan. 

Tipe Pelee mempunyai viskositas lava yang hampir sama dengan tipe Merapi. Tetapi tekanan gasnya cukup besar. Ciri khas tipe Pelee adalah peletusan gas ke arah mendatar. G. Pelee pernah meletus pada 8 Mei 1902, menghancurkan kota St. Pierre dengan serbuan awan panas bersuhu antara 2100 – 2300C. Kecepatan luncurnya yang tinggi, sekitar 150 m/detik, mnyebabkan penduduk kota tersebut tidak sempat melarikan diri dan 30.000 jiwa menjadi korban.

Tipe St. Vincent lavanya agak kental, dan bertekanan gas menengah. Pada kawah terdapat danau kawah, yang sewaktu terjadi letusan akan dimuntahkan ke luar dengan membentuk lahar letusan. Setelah danau kawah kosong, disusul oleh hembusan bahan lepas gunung api berupa bom, lapili dan awan pijar. Suhu lahar letusan adalah sekitar 1000C. Contoh tipe ini di Indonesia adalah G. Kelud yang meletus pada tahun 1906 dan 1909.

Tipe Perret atau tipe Plinian  dicirikan dengan tekanan gasnya yang sangat kuat, disamping lavanya yang cair. Bersifat merusak dan diduga ada kaitannya dengan perkembangan pembentukan kaldera gunung api. Peneliti pertama tipe ini adalah Plinius (99 SM), yaitu terhadap G. Vesivius, sehingga namanya diabadikan untuk tipe letusan gunung api. Contoh dari tipe ini adalah G. Vesivius, yang sebelum meletus mempunyai ketinggian 1.335 m. Tetapi setelah terjadi letusan, ketinggian sisa hanyalah 1.186 m, sehingga sekitar 149 m dihembuskan ke atas oleh suatu kekuatan yang luarbiasa besarnya. Contoh di Indonesia adalah G. Krakatau yang meletus pada tahun 1883.

Sumber: Berbagai sumber

 

Komentar

Anonim mengatakan…
Kalo yang tipe vesuveus itu gimana

Postingan Populer